Rabu, 31 Juli 2013

Aglaia With Love


         Ketika saya tahu lomba ini ada, dalam hitungan detik saya langsung menemukan ide, judul, dan narasinya.  Bagaimana tidak?, yang menjadi topik terkait dengan sesuatu yang sangat berarti dalam hidup saya.  Setiap kali orang menyebut kata pohon maka yang terlintas dalam benak saya adalah sosok mungil, cantik, dewasa, dan sedikit pendiam.  Lho, ini tentang apa atau siapa?.


            Pada tahun 1998, saya masih menjadi mahasiswi di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Institut Pertanian Bogor (IPB).   Saya sedang sibuk melakukan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat lulus menjadi Sarjana pertanian.  Saya sangat tertarik dengan topik pestisida botani setelah membaca buku Silent Spring karya Rachel Carson.  Saya ingin menjadi bagian dari buku itu dengan meneliti pestisida yang relatif aman terhadap manusia, lingkungan, dan organisme bukan sasaran, yaitu pestisida yang terbuat dari bahan tanaman.  Saya meneliti beberapa spesies dari Famili Meliaceae diantaranya Aglaia odorata, Aglaia harmsiana, Aglaia odoratissima, dan Aglaia eliptica.   
 
                                                                   Aglaia eliptica (internet)                                                              

                                                                 Aglaia harmsiana (internet)


                                                                  Aglaia odorata (internet)

             Yang paling banyak kita jumpai di masyarakat adalah A. odorata, itu lho orang sering menyebutnya pacar cina.  Selain untuk pengharum ruangan, bunganya juga sering di pakai sebagai campuran teh karena dianggap memiliki khasiat terhadap tubuh manusia. Setelah masing-masing tanaman di ekstrak kemudian di uji aktivitas insektisidanya terhadap hama kubis Crocidolomia binotalis.  Setelah melewati beberapa tahapan, akhirnya penelitian itu selesai juga dan menambah embel-embel dibelakang nama saya, "SP" alias sarjana pertanian.  Saya lulus dengan predikat sangat memuaskan.


            Setelah setahun mencoba bekerja di perusahaan swasta, saya memutuskan kembali ke dunia kampus melanjutkan pendidikan S2.  Toh saya sudah menemukan calon suami di perusahaan itu ha ha ha.  Lagi- lagi saya berkutat dengan salah satu pohon yang memberikan hasil paling baik di penelitian S1 yaitu A. harmsiana.  Nama daerah tanaman ini adalah kokosan monyet, karena daging buah yang manis dan berwarna kuning terang sangat disukai oleh kelompok primata ini.  Kali ini saya meneliti efek fraksi aktif tanaman ini terhadap fisiologi ulat grayak Spodoptera litura.   


          Saat sedang asyik melakukan penelitian saya diajak menikah, dan tidak lama kemudian saya hamil. Suatu hari saya mencari-cari nama yang cocok untuk bayi saya yang di perkirakan berjenis kelamin perempuan.  Tiba-tiba saya masuk ke artikel tentang Aglaia dan menemukan ini di Wikipedia

"Dalam mitologi Yunani, Aglaia (bahasa Yunani: γλαΐα, "megah, cemerlang, yang bersinar") adalah salah satu dari tiga Kharites, dewi keindahan. Dia adalah Kharites termuda. Dua Kharites lainnya adalah Eufrosine dan Thalia. Dia adalah putri dari Zeus dan Eurinome. Suaminya adalah Hefaistos, dewa pandai besi. Dari Hefaistos, Aglaia melahirkan Eukleia ("reputasi baik"), Eufeme ("sorak-sorai"), Euthenia ("kemakmuran") dan Filofrosine ("sambutan")"(http://en.wikipedia.org/wiki/Aglaia)
            Saya pikir tidak ada salahnya saya menyelipkan nama pohon yang banyak manfaatnya dan sudah menambah dua gelar di belakang nama saya itu, artinya juga bagus.  Suami setuju-setuju saja dengan usul saya, meskipun dosen pembimbing saya geleng-geleng kepala mengetahui hal itu.  Dan ketika bayi saya lahir, dengan penuh cinta kami memberinya nama Putri Aglaia Falka Trijata.  


             Orang lain lebih senang memanggil anak saya dengan panggilan Putri karena lebih mudah di lidah, tetapi saya tetap memanggilnya dengan panggilan kesayangan Aglaia. Dalam do'a, semoga pohon harapanku akan selalu bersinar cemerlang, menebar kebaikan, dan harum mewangi.....amin.

7 komentar:

  1. Tulisan ini disertakan dalam lomba GA Aku dan Pohon......HBD Arin

    BalasHapus
  2. salam kakak kelas hehe, hebat masih hapal jenis2 tanaman mbak, terakhir saya kuis gulma yang menghapalkan semua nama-nama gulma, dan sekarang hampir lupa

    BalasHapus
  3. Hapal dong, sampe sekarang masih kutak kutik ama dia dia aja he he e

    BalasHapus
  4. Wah, begitu berkesan ya,sampai diabadikan sebagai nama putri Mba Eka. semoga harapannya bisa terkabul. Amin

    BalasHapus
  5. Menarik dan inspiratif cerita ibu. Bagus sekali nama anaknya ibu. Kebetulan saya lagi penelitian untuk S1 farmasi, pakai sampel aglaia jg tapi Aglaia tomentosa.Rencana mau diuji aktivitas antimikrobanya. Semoga saya bisa mengikuti jejak ibu lulus dengan predikat memuaskan dan bisa melanjukan utk S2. Mohon doanya bu... Terima kasih bu

    BalasHapus